I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Luas lahan di desa “air sekamanak” yang
berbeda menyebabkan perbedaan produksi usahatani karet, hal ini akan
mempengaruhi masalah sosial-ekonomi masyarakat di daerah itu seperti
penerimaan, perbedaan penerimaan ini nantinya akan berpengaruh terhadap
pemenuhan kebutuhan dalam kehidupan sehari-hari. Dengan adanya perbedaan penerimaan yang didapat
maka kehidupan untuk memenuhi kebutuhan dari setiap keluarga petani akan berbeda-beda,
dari perbedaan ini nantinya akan mempengaruhi nilai tukar pendapatan rumah
tangga petani dalam hal ini kesejahteraan maupun pendapatan dari setiap
keluarga petani.
1.2.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang
yang telah diuraikan diatas, maka permasalahan yang dirumuskan dalam penelitian
ini adalah :
1.
Berapa
besar nilai tukar pendapatan rumah tangga petani karet rakyat di Desa Air
Sekamanak Kecamatan Ketahun Kabupaten Bengkulu Utara?
2.
Berapa
besar pendapatan yang diterima dari usahatani karet rakyat di Desa Air
Sekamanak Kecamatan Ketahun kabupaten bengkulu Utara?
3.
Berapa
besar nilai tukar pendapatan rumah tangga petani karet rakyat untuk mengetahui
tingkat kesejahteraan di Desa Air Sekamanak Kecamatan Ketahun Kabupaten
Bengkulu Utara?
4.
Bagaimanakah keadaan untung maupun rugi usahatani karet rakyat
melalui analisis sensitivitas terhadap kenaikan harga input pada
usahatani karet?
4.3.
Tujuan Penelitian
1. Mengetahui seberapa besar nilai tukar
pendapatan rumahtangga petani karet rakyat di Desa Air Sekamanak Kecamatan
Ketahun Kabupaten Bengkulu Utara?
2. Mengetahui seberapa besar pendapatan dari
usahatani karet rakyat di Desa Air Sekamanak Kecamatan Ketahun Kabupaten Bengkulu
Utara?
3. Mengetahui kesejahteraan petani karet
rakyat di Desa Air Sekamanak Kecamatan Ketahun Kabupaten Bengkulu Utara melalui
indikator nilai tukar pendapatan rumah tangga petani karet?
4.
Mengetahui keadaan usahatani karet rakyat melalui
analisis sensitivitas terhadap kenaikan harga input pada usaha tani karet?
II. METODE PENELITIAN
2.1. Metode
Penentuan Lokasi
Penentuan lokasi pada penelitian
ini dilakukan secara sengaja (purposive) yaitu di ”Desa Air Sekamanak” karena sebagian besar penduduknya bermata
pencaharian sebagai petani karet.
2.2. Metode
Penentuan Responden
Populasi yang menjadi target
penelitian ini rumah tangga petani yang tinggal di lokasi penelitian terpilih
dan yang mempunyai pekerjaan pokok usahatani karet. Pengambilan sampel
dilakukan dengan teknik stratified random sampling. Sebagai strata
adalah tingkat luas kepemilikan lahan. Petani yang lahan usahataninya di strata
luas lahan yang sama dikelompokkan menjadi satu kelompok. Teknik pengambilan
sampel yang digunakan untuk setiap strata adalah secara proporsional stratified
random sampling, karena jumlah populasi bervariasi maka rumus yang digunakan
adalah :
Selajutnya distribusi masing-masing strata
digunakan rumus sebagai berikut :
Keterangan :
n :
Jumlah sampel
N :
Jumlah populasi
i :
Strata
s :
Varians
d :
Maksimum error yang dianggap dapat diterima
Pemilihan sampel dilakukan
secara acak (random) menggunaan sistem undian tanpa pengembalian, Dengan
demikian diharapkan dapat memberikan informasi yang mewakili kondisi riil di
daerah penelitian. Berdasarkan metode yang ada, maka sampel penelitian ini
adalah petani yang memiliki usahatani karet dengan luas lahan yang digunakan
sebagai acuan dalam menentukan sampel, maka perhitungan dengan menggunakan
rumus stratified random sampling didapat sebagai berikut:
Tabel 2. Jumlah Sampel Penelitian
No.
|
Strata (Ha)
|
Jumlah Populasi (orang)
|
Jumlah Sampel (orang)*
|
1
2
3
|
0.75 – 1.83
1.84 – 2.92
2.93 – 4.00
|
83
245
90
|
18
52
19
|
Jumlah
|
418
|
89
|
* : dihitung dengan menggunakan bound of
error (B) sebesar 0,05
2.3. Metode Analisis Data
2.3.1. Analisis Nilai Tukar
Pendapatan Rumah tangga Petani
Yt = Ypt + Ynpt
Et = Ept + Ekt
Keterangan :
Ypt = Total pendapatan kotor dari
usaha pertanian
Ynpt = Total pendapatan kotor dari usaha non pertanian
Ept =
Total pengeluaran untuk usaha pertanian
Ekt =
Total pengeluaran untuk usaha non pertanian
t = Bulan
Indikator Kesejahteraan petani
Dimana :
NTPRP > 1 = kemampuan/daya
beli baik (Sejahtera)
NTPRP < 1 = kemampuan/daya
beli belum baik (Belum sejahtera) (Basuki
et al dalam Sugiarto, 2008)
2.3.2. Analisis Pendapatan Usahatani Karet
Pd = TR – TC (Soekartawi, 1995)
Dimana :
Pd
= Pendapatan Usahatani (Rp/ha/bln)
TR = Total Revenue (Rp/ha/bln)
TC = Total Cost (Rp/ha/bln)
2.3.3.2. Analisa sensitivitas usahatani karet
Tabel 2. Analisis Sensitivitas Terhadap Harga Input pada
Biaya Variabel
Kondisi I
|
Kondisi II
|
Kondisi III
|
Kondisi IV
|
Harga Input naik 15%
|
Harga Input naik 20%
|
Harga Input naik 25%
|
Harga Input naik 30%
|
III. HASIL DAN
PEMBAHASAN
3.1 Karakteristik
Responden
Tabel 3. Karakteristik Petani
Karet
Tabel 10. Karakteristik Petani karet di Desa Air Sekamanak
No
|
Uraian
|
Jumlah
(Jiwa)
|
Persentase (%)
|
Rata-rata
|
1
|
Umur (Th)
< 37
37 – 48
> 48
|
36
28
25
|
40,45
31,46
28,09
|
41,49
|
2
|
Jumlah
Tanggungan Keluarga (Orang)
< 2
2 – 3
> 3
|
11
63
15
|
12,36
70,79
16,85
|
2,57
|
3
|
Luas Lahan (Ha)
<1.5
1,5-2,25
>2,25
|
3
67
19
|
3,37
75,28
21,35
|
2,1
|
4
|
Tingkat
Pendidikan (Th)
SD (1-6)
SMP (7-9)
SMA (10-12)
|
76
11
2
|
85,39
12,36
2,25
|
6,51
|
5
|
Pengalaman
Usahatani Karet (Th)
< 14
14 – 18
> 18
|
7
46
36
|
7,87
51,69
40,45
|
17,69
|
Sumber : Data Primer, 2010
3.2.1 Produksi, Penerimaan, Biaya dan Keuntungan
Tabel 13. Rata – Rata Total Biaya
Produksi Usahatani Karet Di Desa Air Sekamanak
Jenis Biaya
|
Biaya Bln Mei
(Rp/Ut/Bln)
|
Biaya Bln Juni
(Rp/Ut/Bln)
|
Biaya Variabel
|
||
a.
Biaya
Herbisida
b.
Biaya
Pupuk
c.
Biaya
Tenaga Kerja
d.
Biaya
Pengental
e.
Biaya
Angkut
|
32.359,55
7.910,11
70.029,21
627,34
146.853,94
|
32.359,55
7.910,11
71.248,31
627,34
113.635,96
|
Biaya Tetap
|
||
a.
Biaya
Penyusutan
b.
Biaya
Pajak
|
52.042,68
1.596,91
|
52.042,68
1.596,91
|
Jumlah
|
311.419,74
|
279.420,86
|
Sumber : Data Primer Diolah, 2010
Tabel 14. Rata – Rata Penerimaan
dan Pendapatan Usahatani Karet Di Desa Air
Sekamanak
Jenis
|
Ut/Bln Mei
|
Ut/Bln Juni
|
Penerimaan (Rp)
|
2.257.110,11
|
2.224.538,20
|
Total Biaya (Rp)
|
311.419,74
|
279.420,86
|
Pendapatan (Rp)
|
1.945.690,37
|
1.945.117,34
|
Sumber : Data Primer Diolah, 2010
3.2.3. Analisa sensitivitas
Tabel 15. Perlakuan 15 persen terhadap Total Biaya
Usahatani
Uraian
|
Total Nilai Produksi
|
Total Biaya Produksi
|
Keuntungan
|
|||
Rp/Ut/Mei
|
Rp/Ut/Juni
|
Rp/Ut/Mei
|
Rp/Ut/Juni
|
Rp/Ut/Mei
|
Rp/Ut/Juni
|
|
Penerimaan
|
2257110.11
|
2224538.20
|
311419.74
|
279420.86
|
1945690.37
|
1945117.34
|
Total
Biaya naik 15 %
|
2257110.11
|
2224538.20
|
404845.66
|
363247.12
|
1852264.45
|
1861291.08
|
Sumber : Data Primer Diolah, 2010
Analisis sensitivitas bertujuan untuk melihat apa
yang akan terjadi terhadap hasil usahatani jika ada sesuatu kesalahan atau
perubahan dalam dasar-dasar perhitungan biaya atau pun keuntungan. Menurut Darwis (2009), langkah pertama adalah menentukan
apakah suatu komoditas perlu diberikan perlindungan berupa penentuan harga
minimum atau tidak. Hal ini dilakukan
melalui analisis sensitivitas tingkat keuntungan usahatani komoditas
yang bersangkutan. Jika dengan perlakuan tersebut keuntungan usahatani masih
positif, maka komoditas tersebut belum perlu ditetapkan harga minimumnya.
Sebaliknya, jika dengan perlakuan tersebut keuntungan usahatani menjadi
negatif, maka komoditas tersebut perlu ditetapkan harga minimumnya. Oleh karena
itu dalam penelitian ini akan mencoba beberapa perlakuan sebesar 15, 20, 25 dan
30 persen melalui analisis sensitivitas untuk mengetahui apakah usahatani karet
rakyat yang di usahakan oleh petani karet di Desa Air Sekamanak perlu diberi
kebijakan berupa harga minimum.
Pada perlakuan 15 persen terhadap perubahan peningkatan
pada harga input atau total biaya usahatani yang digunakan tidak
menyebabkan kerugian karena dengan perlakuan tersebut keuntungan usahatani
menghasilkan nilai yang positif artinya petani tidak mengalami kerugian apabila
terjadi peningkatan pada biaya produksi sebesar 15 persen.
Tabel 19. Rata – Rata Pengeluaran Rumah
Tangga Petani Karet Di Desa Air Sekamanak
Jenis Pengeluaran
|
Biaya Bln Mei
(Rp/Bln)
|
Biaya Bln Juni
(Rp/Bln)
|
1. Pangan
|
446979.7949
|
429884.5517
|
2. Non Pangan
a. Pendidikan
b. Listrik
c. Kesehatan
d. BBM
e. Kredit Bank
f. Kredit Motor
3.
Lain-lain
(Dana Sosial)
|
257092.15
131137.098
15575.301
173373.053
35528.090
146573.034
75800.020
|
258536.24
132581.181
16120.507
174142.979
35528.090
146573.034
76963.203
|
Jumlah
|
1282058.545
|
1270329.782
|
4. Pengeluaran
Usahatani
|
311419.741
|
279420.865
|
Total
Pengeluaran Rumah Tangga
|
1593478.286
|
1549750.647
|
Sumber : Data Primer Diolah, 2010
Dari
hasil penelitian di Desa Air Sekamanak mengenai pengeluaran rumah tangga petani
karet rakyat berdasarkan Tabel 19 dapat dilihat bahwa pengeluaran terbesar
terletak pada pengeluaran pangan, yaitu sebesar Rp 446.979,79 /Bln pada bulan
Mei dan sebesar Rp 429.884,55 /Bln pada
bulan Juni. Pengeluaran pangan di Desa Air Sekamanak sebagian besar ditunjukan
untuk membeli beras karena makanan pokok di Desa Air Sekamanak adalah beras. Kemudian komposisi pengeluaran untuk bahan
non makanan yang dikeluarkan di Desa Air
Sekamanak dikelompokan menjadi 7, diantaranya adalah pengeluaran untuk
pendidikan, listrik, kesehatan, Bahan Bakar Minyak, kesehatan, kredit bank,
kredit motor dan sosial. Pengeluaran rumah tangga untuk kategori
lain-lain adalah pengeluaran yang bersifat tak terduga seperti dana sosial atau
sumbangan, pada bulan Mei sebesar Rp 75.800,020 /Bln sedangkan pada bulan Juni
sebesar Rp 76.963,203 /Bln.
Masyarakat yang berada di Desa Air Sekamanak pada umumnya adalah suku jawa
dengan kebiasaan gotong royong dan saling membantu sangat kuat, setiap adanya
acara yang diadakan oleh salah satu warga maka mereka akan membantu baik
bantuan berupa tenaga maupun materil berupa uang maupun barang seperti bahan
pokok yang dibutuhkan. Pengeluaran yang terbesar diantara kelompok bahan non
makanan adalah terletak pada Bahan Bakar Minyak, Desa Air Sekamanak merupakan
Desa yang sulit untuk di jangkau dan masih kurangnya sarana transportasi berupa
kendaraan umum yang ada. Oleh karena itu rata-rata masyarakat di Desa tersebut
banyak menggunakan kendaraan mereka untuk berpergian. Pegeluaran rata-rata
dalam melakukan proses usahatani di daerah penelitian sebesar Rp 311.419,741
/Bln pada bulan Mei sedangkan pada bulan Juni sebesar Rp 279.420,865
/Bln. Rata-rata total pengeluaran
rumah tangga petani karet di daerah penelitian sebesar Rp 1.593.478,286
/Bln pada bulan Mei sedangkan pengeluaran pada bulan Juni sebesar Rp 1.549.750,647
/Bln.
Nilai
Tukar Pendapatan Rumah Tangga Petani
Penanda
kesejahtraan petani dengan NTP dapat didekati dengan berbagai cara sesuai
dengan tingkat kebutuhan. Oleh karena itu sesuai dengan tujuan penelitian, maka
penanda tingkat kesejahteraan petani dengan konsep “Nilai Tukar Pendapatan
Rumah tangga Petani (NTPRP)”. Penanda tersebut aalah merupakan ukuran kemampuan
rumah tangga petani didalam memenuhi kebutuhan subsistennya. Konsep kebutuhan
subsisten disebut juga dengan Nilai Tukar Subsisten (Subsistences Term of
Trade). Sedangkan menurut konsep Biro Pusat Statistik yang diformulasikan
sebagai Nilai Tukar Subsisten (NTS) mendifisikan bahwa nilai tuukar pendapatan
baru memasukkan semua usaha pertanian, namum belum memasukan kegiatan berburuh
tani dan sektor non pertanian yang cukup besar memberikan kontribusi terhadap
pendapatan rumah tangga petani (muchjidin et al dalam sugiarto,
2008). Oleh karena itu menurut Muchjidin et al. (2000); Riyanto Basuki et
al. (2001), simatupang et al. (2007), bahwa konsep “Nilai Tukar
Pendapatan Ruumah tangga Petani (NTPRP)” didifinisikan merupakan nisbah antara
pendapatan total rumah tangga pertanian merupakan penjumlahan dari seluruh
nilai hasil produksi komoditas pertanian yang dihasilkan petani, nilai dari
berburuh tani, nilai hasil produksi usaha nonpertanian, nilai dari berburuh
nonpertanian, dan lainnya. Sedangkan pengeluaran petani merupakan penjumlahan
dari pengeluaran untuk konsumsi rumah tanga dan pengeluaran untuk biaya
konsumsi (Sugiarto, 2008)
Nilai
Tukar Pendapatan Rumah Tangga Petani atau Nilai Tukar Petani (NTP) merupakan
hubungan antara hasil pertanian yang dijual petani dengan barang dan jasa lain
yang dibeli oleh petani. Secara konsepsional nilai tukar petani adalah mengukur
kemampuan tukar barang-barang (produk) pertanian yang dihasilkan petani dengan
barang atau jasa yang diperlukan untuk konsumsi rumah tangga petani dan
keperluan dalam memproduksi barang-barang pertanian, pengertian lain dari
nilaitukar pendapatann rumah tangga petani ialah nisbah antara penerimaan total
rumah tangga dengan pengeluaran total rumah tangga.
Tabel 20. Rata – Rata Nilai
Tukar Pendapatan Rumah Tangga Petani Usahatani Karet Di Desa Air Sekamanak
Jenis
|
Bln Mei
|
Bln Juni
|
Total Penerimaan
Rumah Tangga (Rp)
|
2275924.719
|
2241049.438
|
Total Pengeluaran
Rumah Tangga (Rp)
|
1593478.286
|
1549750.647
|
NTPRP
|
1.428
|
1.446
|
Sumber : Data Primer Diolah, 2010
(Lampiran 15)
Pada Tabel 19 diketahui
rata-rata Nilai Tukar Pendapatan Rumah Tangga Petani di Desa Air Sekamanak
Meningkat yaitu sebesar 1,43 pada bulan Mei menjadi 1,45 pada bulan Juni.
Besarnya nilai tukar pendapatan rumah tangga petani dapat digunakan sebagai
indikator dalam menentukan tingkat kesejahteraan rumah tangga petani. Apabila
nilai tukar pendapatan rumah tangga petani lebih besar dari satu (1) maka dapat
di kategorikan rumah tangga itu sejahtera dan apabila nilai tukar pendapatan
rumah tangga petani itu kurang dari satu (1) maka dikategorikan belum sajahtera
(Basuki et al dalam Sugiarto, 2008). Hal ini menandakan bahwa
rata-rata petani yang melakukan usahatani karet memiliki tingkat kesejahteraan
yang baik atau sejahtera.
Pada bulan Mei
rata-rata Nilai Tukar Pendapatan Rumah Tangga Petani di daerah penelitian
sebesar 1,43 sedangkan pada bulan Juni sebesar 1,45 hal ini menandakan bahwa di
kedua bulan itu masyarakat petani didaerah penelitian termasuk kedalam kategori
sejahtera. Pada bulan Mei dan Juni inilah merupakan bulan tidak penghujan,
sehingga petani karet tidak mengalami kesulitan dalam melakukan proses
usahataninya.
IV KESIMPULAN DAN SARAN
4.1. Kesimpulan
Dari hasil analisis dan
pembahasan penelitian ini maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Nilai Tukar Pendapatan Rumah Tangga Petani
Karet di Desa Air Sekamanak Kecamatan Ketahun Kabupaten Bengkulu Utara yang
diperoleh berdasarkan dari hasil penelitian adalah sebesar 1,43 pada bulan Mei
dan sebesar 1,45 pada bulan Juni.
2.
Rata
– rata pendapatan petani usahatani karet rakyat di daerah penelitian adalah
sebesar Rp 1.945.690,37 Ut/Bln pada bulan Mei sedangkan rata-rata pendapatan pada bulan Juni
sebesar Rp 1.945.117,34 Ut/Bln.
3. Tingkat kesejahteraan di daerah penelitian
berdasarkan Nilai Tukar Pendapatan Rumah Tangga Petani Karet di Desa Air
Sekamanak Kecamatan Ketahun Kabupaten Bengkulu Utara yang diperoleh dari hasil
penelitian adalah sebesar 1,42 pada bulan Mei dan sebesar 1,44 pada bulan Juni,
Hasil ini menunjukkan bahwa pada bulan Mei dan Juni masyarakat petani karet
rakyat di daerah penelitian selama bulan itu tergolong kedalam tingkat
sejahtera.
4. Dari hasil analisis sensitivitas bahwa
harga karet tidak perlu diberikan perlindungan terhadap harga output berupa
harga penetapan harga minimum karena dari perlakuan yang dilakukan sebesar 30,
25, 20 dan 15 persen keuntungan usahatani masih bernilai positif.
4.2. Saran
- Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa pendapatan petani di daerah penelitian masih dapat ditingkatkan, maka dari itu melalui program Pemerintah Daerah memberikan bantuan – bantuan yang bermanfaat baik berupa pembangunan sarana dan prasarana untuk kelancaran usahatani.
- Kepada pemerintah khususnya Dinas Pertanian agar memberikan penyuluhan pertanian secara rutin khususnya tentang budidaya karet kepada petani sehingga petani bisa mengetahui bagaimana penggunaan faktor produksi yang lebih baik dan benar.